JAKARTA (Waspada) – Pemerintah pusat mendukung penuh langkah-langkah Walikota dan Wakil Walikota Solo, yang mempelopori penggunaan mobil buatan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dinamakan Esemka, sebagai kendaraan dinas.
“Harga mobil Esemka yang murah bisa menciptakan pola hidup sederhana bagi kalangan pejabat dan menekan korupsi,” kata Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Eko Prasojo di Jakarta, Jumat (6/1).
Ia mengatakan, langkah Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi) tersebut sejalan dengan program percepatan reformasi birokrasi yang salah satunya adalah efisiensi penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana kerja pegawai negeri.
Kebijakan itu meliputi tiga hal, yakni efisiensi penggunaan fasilitas dinas, pengawasan penggunaan fasilitas kendaraan dinas, dan standarisasi sarana dan prasarana kerja.
“Penggunaan mobil esemka patut didukung. Sebab, komponen terbesarnya berasal dari dalam negeri sebanyak 80 persen sehingga lebih efisien dari sisi anggaran,” kata Eko.
Dijelaskannya, Kemenpan & RB saat ini tengah melakukan pengaturan kembali fasilitas dan prasarana kerja pejabat negara. Salah satunya mendorong penggunaan kendaraan dengan sistem sewa. Selain itu, memanfaatkan hasil karya bangsa sendiri.
“Menggunakan produk hasil karya anak bangsa akan mendorong pejabat untuk hidup sederhana. Ini juga merupakan implementasi Inpres No 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi,” tegasnya.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Kementerian PAN dan RB Tasdik Kinanto. Menurut dia, penggunaan mobil produk SMK sebagai kendaraan dinas patut didukung. Hanya saja harus melalui pengujian terlebih dahulu. Apakah aman dipakai dan benar-benar efisien.
“Jangan sampai setelah ditetapkan sebagai mobil dinas, tapi tidak aman dan malah mahal harganya, karena komponennya tidak tersedia. Makanya semua harus lewat pengujian dulu,” ujarnya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan SMK berencana memproduksi 250 unit mobil jenis SUV Rajawali, kabin ganda dan truk mini. Harga berkisar antara Rp50 juta sampai Rp125 juta.
Direktur Pembinaan SMK, Joko Sutrisno mengatakan, siap bekerja sama dengan mitra industri dalam perakitan, pembuatan komponen dan penjualan mobil esemka ini.
Untuk itu, selain SMK di pulau Jawa, sejumlah SMK di luar pulau Jawa, salah satunya SMK Negeri 2 Medan tengah bersiap memproduksi secara bersama-sama mobil esemka ini.
0 komentar:
Post a Comment